Kamis, 19 Agustus 2010

Percetakan Uang Palsu di Tawangsari


Saya sendiri kaget ketika mendengarnya, info ini saya terima dari teman tws lover's di facebook, langsung aja baca beritanya...

Tiga Pemalsu Uang Ditangkap

SUKOHARJO-Menjelang perayaan Idul Fitri 2010, Polres Sukoharjo berhasil mengungkap tindak pidana pemalsuan uang.

Sedikitnya uang palsu (upal) senilai Rp 40 juta dengan pecahan terbanyak Rp 50 ribu, Rp 100 ribu, dan Rp 10 ribu yang siap edar berhasil disita. Polisi juga mengamankan alat pembuat upal antara lain komputer jinjing (laptop), CPU, alat sablon manual, cat sablon, kertas doorslach dari lokasi pembuatan di Dukuh Jetis RT 01/07, Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Selasa (17/8) siang lalu.

Jajaran Resmob yang membongkar kejahatan itu juga menggelandang tiga tersangka dari lokasi kejadian, masing-masing berinisal NR warga Pojok, Tawangsari, MJ warga Gunungkidul, Yogyakarta, dan AK asal Klaten.

Kapolres Sukoharjo AKBP Suharyono dalam gelar perkara di aula Mapolres, Rabu (18/8) kepada wartawan mengatakan, terungkapnya aktivitas pemalsuan uang itu atas dasar informasi masyarakat. Dari informasi itu lalu dilanjutkan dengan penyelidikan di lapangan selama kurang lebih sebulan.

”Petugas mampu mengungkap praktik peniruan uang di Sukoharjo. Meskipun nilai nominalnya tidak begitu tinggi, tetapi dari peralatan yang disita dan tiga orang yang ditangkap beserta barang bukti ini membuktikan adanya kemungkinan praktik-praktik tersebut," terang Kapolres.

Sudah Lama Dalam paparannya Kapolres mengungkapkan, ketiga tersangka sama-sama memiliki peran dalam aktivitas ilegal itu. Ada pelaku yang berperan sebagai pembuat uang, ada yang mencetak, ada pula yang mencampur bahan. Saat ditanya apakah satu dari ketiga tersangka itu adalah PNS aktif yang berdinas di wilayah Sukoharjo, AKBP Suharyono belum bisa memberikan konfirmasi. Kendati demikain, pihaknya tidak bisa mengesampingkan adanya sindikat dari kasus ini.

Kasat Reskrim AKP Sukiyono mengatakan, rumah yang terletak di Kelurahan Pojok itu sudah melakukan aktivitas mencurigakan selama 2 bulan yang lalu. Ada dugaan ratusan juta rupiah upal sudah berhasil diedarkan ke sejumlah wilayah seperti Yogyakarta dan Soloraya. (J5-26)
(sumber http://suaramerdeka.com)

Selasa, 17 Agustus 2010

Malam Tirakatan HUT RI Ke-65

sejak sore suasana di Tawangsari sudah tampak berbeda. Di setiap dusun atau RW nampak melakukan persiapan untuk sebuah acara malam tirakatan pada malam harinya. Karena 17an tahun ini berlangsung ketika bulan ramadhan, maka acara kebanyakan di langsungkan setelah shalat tarawih.


(firework part1)
Dalam artikel ini saya akan mencoba mengambil salah satu contoh kegiatan malam tirakatan yang berlangsung di tengah jantung kecamatan Tawangsari. Yaitu yang di adakan masyarakat RW 1 Kateguhan. Acara di adakan di terminal tawangsari, sekitar 20.15 acara sudah di mulai. Ketika pukul 20.30 tempat duduk sudah tampak terisi penuh. Ternyata banyak warga dari luar RW 1 yang berdatangan ke terminal untuk menonton malam tirakatan RW 1. saya tidak tahu apakah karena ada acara band"an atau karena ada acara pesta kembang api ( firework).
Setelah acara pembacaan doa selesai, firework pun di mulai. waktu itu sekitar pukul 23.00. Total semua harga kembang api adalah 1,6 juta rupiah. ini dia videonya, silahkan saksikan..


(firework part2)
kembang api di mulai dari yang kecil ukurannya dan yang terakhir adalah yang terbesar. Kira-kira yang terbesar berukuran 50x50 cm (gede banget). wah, pesta kembang apinya sangat indah, memukau mata semua orang yang melihatnya, ternyata harga menjamin kualitas( hehehe ). saya kira sekian kabar dari saya kali ini. Saya ucapkan terima kasih sudah membaca artikel saya...:):):)

Senin, 09 Agustus 2010

Jembatan Banmati

semua orang yang bertempat tinggal dan berasal dari tawangsari tentunya kenal dengan jembatan Banmati. Dulunya jembatan Banmati tak berbentuk seperti ini, tapi bentuknya seperti jembatan Bacem atau jembatan yang di Ds. Tangkisan. Awal bulan agustus ini jembatan banmati di cat ulang, mungkin karena memperingati 17an ato sudah terlalu banyak coret"an tangan jahil ya???hehehe...



Setiap akhir pekan di jembatan banmati pasti ramai buat anak" muda nongkrong, seperti pada malam minggu banyak anak" muda nongkrong di situ, sedang minggu paginya buat tujuan akhir lari pagi dan nongkrong anak", remaja, dewasa sampai orang tua.
Kalau ketika bulan puasa pun lain lagi ceritanya, sehabis subuhan beli petasan (biasanya long korek) trus di bawa jalan" dengan tujuan banmati. Di sepanjang
perjalanan lempar"an petasan dengan teman" atau anak" desa lain, ya kalo gak godain cewek", ya gak?wah, jadi ke ingat jaman kecil, hahahaha...

Tak terasa sebentar lagi sudah puasa, pasti banyak cerita menarik yang terjadi di sana, dan kita doakan aja jembatan Banmati tetap kokoh dan kuat sampai kiamat, hehehe...
Jujur aja suasana jembatan banmati di waktu malam seperti gambar di atas sangat indah dan menyimpan berjuta kenangan bagi banyak orang...

Minggu, 01 Agustus 2010



Coba tebak apakah ini?ini adalah bangunan SMKN 5 Tawangsari, malah ada yg blm tau???tapi baru jadi 30%, tapi malah mau di bongkar, lihat aja berita lengkapnya...

Sukoharjo (Espos)–Kalangan pemuda di Majasto, Tawangsari, Sukoharjo mendesak bangunan sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) 5 segera dibongkar menyusul adanya kesepakatan antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan pemerintah desa (Pemdes) mengenai lokasi pembangunan, sesuai kesepakatan awal.

Sebagai informasi, berdasarkan kesepakatan awal antara warga dengan Pemdes, lokasi pembangunan SMK di sebelah utara dan timur lapangan. Namun demikian berdasarkan hasil dengar pendapat antara warga, komisi I, komisi IV, Pemdes serta kecamatan, terungkap kesepakatan awal tersebut tidak dilaksanakan sebagai mana mestinya. Pasalnya, lokasi pembangunan kini berubah menjadi di tengah lapangan yang biasa digunakan pemuda untuk bermain sepak bola.

Selanjutnya berdasarkan hasil kesepakatan antara BPD dengan Pemdes pada pertemuan Sabtu pekan lalu disepakati lokasi pembangunan SMK mengacu kepada kesepakatan awal. Dalam pertemuan itu juga disepakati bangunan yang ada sekarang supaya segera dibongkar.

Pascapertemuan Sabtu, berdasar pantauan di Majasto para pemuda mulai memasang spanduk penolakan di depan bangunan SMK yang baru selesai 30%. Dua spanduk besar yang dipasang bertuliskan,”Silahkan bangun SMKN 5 Majasto di arah utara dan timur lapangan dan Masyarakat Majasto mendukung pembangunan SMKN 5 Sukoharjo di Majasto tapi kembalikan lapangan pada fungsinya.”

Salah seorang kelompok pemuda, Anwar Sutikno mengatakan, berdasarkan kesepakatan antara BPD dengan Pemdes yang digelar pada Sabtu lalu, pembangunan sekolah dilaksanakan di utara dan timur lapangan. Oleh sebab itu warga minta ada pergeseran bangunan SMK dari lokasi yang ada sekarang ke sebelah timur dan utara lapangan.

“Berdasar informasi yang kami terima, pertemuan pada Sabtu lalu menghasilkan tujuh poin. Salah satunya pembangunan SMK dikembalikan di lokasi sesuai kesepakatan awal. Dengan adanya kesepakatan itu kami minta hasilnya segera disosialisasikan kepada warga,” tandasnya.

Hal senada disampaikan perwakilan pemuda lain, Supriyanto. “Ada tujuh poin yang disepakati dalam pertemuan Sabtu lalu. Ketujuh poin itu adalah, warga Majasto tetap ingin SMKN dibangun di Majasto, lapangan tetap difungsikan sebagai lapangan, pembangunan SMK di utara dan timur lapangan, kesalahan awal ada dalam proses rembug desa dan sosialisasi dari bupati, prosedur kesalahan dalam hasil mufakat tidak sesuai dengan kesepakatan, warga mengucapkan terimakasih kepada dewan dan terakhir bangunan di atas lapangan segera dibongkar,” ujarnya.

Kepala Dusun (Kadus) Majasto, Sriyanto membenarkan adanya tujuh poin kesepakatan antara BPD dengan Pemdes. Dalam pertemuan Sabtu pekan lalu, hampir semua tamu undangan hadir.