Senin, 27 September 2010

Siswi SMP4 TWS pakai rok mini ke sekolah, suruh ganti pakai sarung

Sungguh eronis memang, beritanya aja sampai ke yahoo, okezone, dll. Yg salah guru ato muridnya ya????Berikut berita yg saya kutip dari solopos.

gambar di samping adalah ilustrasi rok yg salah...

Sukoharjo (Espos)--Salah seorang siswi SMPN 4 Tawangsari, Anisa Aulia Putri, 14, merasa diperlakukan semena-mena oleh guru bimbingan konseling (BK) di sekolahnya. Pasalnya, dia dipaksa untuk mengganti rok yang dia kenakan dengan sarung milik sekolah.

Atas kejadian itu, Anisa merasa malu dan tertekan. Bahkan, sehari seusai kejadian itu, dia tidak masuk ke sekolah. Kejadian yang dilakukan guru BK terhadap Anisa langsung mendapatkan perhatian dari lembaga swadaya masyarakat LSM, Komisi IV DPRD Sukoharjo, serta Dinas Pendidikan (Disdik) Sukoharjo.

Manajer Lembaga Peduli Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (LP3M) Sukoharjo, Wahyono yang mendampingi Anisa mengatakan peristiwa yang terjadi Rabu (22/9) tidak bisa dibenarkan. Karena pelaksanaan tata tertib di sekolah bisa dilaksanakan dengan cara santun dan tidak dengan paksaan yang justru membuat mental siswa menjadi tertekan.

“Kasihan sekali anak itu, sampai dia nangis karena malu. Pulangnya saja dia masih pakai sarung. Sementara roknya disita oleh guru BK,” ujar Wahyono kepada wartawan di SMPN 4 Tawangsari, Jumat (24/9).

Dia menambahkan, jika memang rok yang dikenakan Anisa dianggap terlalu pendek atau ketat, seyogyanya guru setempat bisa memperingatkan dengan cara halus dan sopan. Bisa juga dengan cara memberikan peringatan lisan atau tertulis, bahkan bisa jadi memberikan surat teguran kepada wali murid yang bersangkutan.

“Menurut pengakuan dia (Anisa-red), dia dipaksa pakai sarung itu. Karena roknya dianggap terlalu pendek. Karena anak itu memang bongsor, tingginya melebihi teman-teman lain, sekitar 165 cm,” tukas Wahyono.

Anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, M Samrodin yang melakukan inspeksi mendadak ke SMPN 4 Tawangsari langsung meminta klarifikasi dari pihak sekolah yang bersangkutan, Jumat.

Menurut Guru BK SMPN 4 Tawangsari, Sugiman, Anisa dan sekitar tiga murid lainnya sudah berulang kali mendapatkan teguran mengenai rok yang ia kenakan sejak ia duduk di kelas VIII. Tapi teguran itu tidak pernah diindahkan.

Sugiman mengatakan, ukuran dan cara pemakaian rok yang dilakukan siswi kelas IX dan ketiga temannya melanggar kesopanan dan masuk dalam pelanggaran tata tertib sekolah.

“Cara memakainya itu mete-mete (agak mlorot dari pinggul-red). Apalagi, sudah ada aturan kalau rok sekolah harus sampai bawah lutut. Sedangkan celana untuk laki-laki batasannya lima centimeter di atas lutut. Kalau peringatan sudah berulang-ulang, tapi tetap saja tidak digubris,” jelasnya.

Dia mengaku tidak memaksa apalagi menggunakan cara-cara kasar ketika meminta Anisa mengganti roknya dengan sarung yang biasa digunakan salat berjamaan SMPN 4 Tawangsari itu. Dia pun menyuruhnya ganti di kamar mandi guru, bukan di tepat terbuka.

“Kejadiannya itu sekitar pukul 08.30 WIB. Dan setahu saya, pulangnya Anisa pinjam celana olahraga temannya,” jelas Sugiman.

Dari kejadian itu, Kepala SMPN 4 Tawangsari, Sriyono dipanggil Disdik untuk menjelaskan duduk perkara dari persoalan itu. Di hadapan Komisi IV, Sriyono juga menambahkan, kalau apa yang dilakukan Sugiman semat-mata untuk menegakkan peraturan dan tata tertib sekolah. Pihak sekolah juga berjanji, akan menegakkan tata tertib sekolah dengan cara yang benar.

“Kami menerima segala masukan itu. Kami berharap, peristiwa ini justru tidak menjadi bola panas. Kami tadi juga sudah menjelaskan peristiwa ini pada Disdik,” katanya.

M Samrodin berharap, penegakkan tata tertib sekolah bisa dilaksanakan dengan cara santun dan tidak menyebabkan siswa justru menjadi tertekan secara fisik maupun mental. Dia juga meminta Disdik tidak mengacuhkan persoalan-persoalan ironis di dunia pendidikan yang terjadi saat ini.

Kamis, 19 Agustus 2010

Percetakan Uang Palsu di Tawangsari


Saya sendiri kaget ketika mendengarnya, info ini saya terima dari teman tws lover's di facebook, langsung aja baca beritanya...

Tiga Pemalsu Uang Ditangkap

SUKOHARJO-Menjelang perayaan Idul Fitri 2010, Polres Sukoharjo berhasil mengungkap tindak pidana pemalsuan uang.

Sedikitnya uang palsu (upal) senilai Rp 40 juta dengan pecahan terbanyak Rp 50 ribu, Rp 100 ribu, dan Rp 10 ribu yang siap edar berhasil disita. Polisi juga mengamankan alat pembuat upal antara lain komputer jinjing (laptop), CPU, alat sablon manual, cat sablon, kertas doorslach dari lokasi pembuatan di Dukuh Jetis RT 01/07, Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Selasa (17/8) siang lalu.

Jajaran Resmob yang membongkar kejahatan itu juga menggelandang tiga tersangka dari lokasi kejadian, masing-masing berinisal NR warga Pojok, Tawangsari, MJ warga Gunungkidul, Yogyakarta, dan AK asal Klaten.

Kapolres Sukoharjo AKBP Suharyono dalam gelar perkara di aula Mapolres, Rabu (18/8) kepada wartawan mengatakan, terungkapnya aktivitas pemalsuan uang itu atas dasar informasi masyarakat. Dari informasi itu lalu dilanjutkan dengan penyelidikan di lapangan selama kurang lebih sebulan.

”Petugas mampu mengungkap praktik peniruan uang di Sukoharjo. Meskipun nilai nominalnya tidak begitu tinggi, tetapi dari peralatan yang disita dan tiga orang yang ditangkap beserta barang bukti ini membuktikan adanya kemungkinan praktik-praktik tersebut," terang Kapolres.

Sudah Lama Dalam paparannya Kapolres mengungkapkan, ketiga tersangka sama-sama memiliki peran dalam aktivitas ilegal itu. Ada pelaku yang berperan sebagai pembuat uang, ada yang mencetak, ada pula yang mencampur bahan. Saat ditanya apakah satu dari ketiga tersangka itu adalah PNS aktif yang berdinas di wilayah Sukoharjo, AKBP Suharyono belum bisa memberikan konfirmasi. Kendati demikain, pihaknya tidak bisa mengesampingkan adanya sindikat dari kasus ini.

Kasat Reskrim AKP Sukiyono mengatakan, rumah yang terletak di Kelurahan Pojok itu sudah melakukan aktivitas mencurigakan selama 2 bulan yang lalu. Ada dugaan ratusan juta rupiah upal sudah berhasil diedarkan ke sejumlah wilayah seperti Yogyakarta dan Soloraya. (J5-26)
(sumber http://suaramerdeka.com)

Selasa, 17 Agustus 2010

Malam Tirakatan HUT RI Ke-65

sejak sore suasana di Tawangsari sudah tampak berbeda. Di setiap dusun atau RW nampak melakukan persiapan untuk sebuah acara malam tirakatan pada malam harinya. Karena 17an tahun ini berlangsung ketika bulan ramadhan, maka acara kebanyakan di langsungkan setelah shalat tarawih.


(firework part1)
Dalam artikel ini saya akan mencoba mengambil salah satu contoh kegiatan malam tirakatan yang berlangsung di tengah jantung kecamatan Tawangsari. Yaitu yang di adakan masyarakat RW 1 Kateguhan. Acara di adakan di terminal tawangsari, sekitar 20.15 acara sudah di mulai. Ketika pukul 20.30 tempat duduk sudah tampak terisi penuh. Ternyata banyak warga dari luar RW 1 yang berdatangan ke terminal untuk menonton malam tirakatan RW 1. saya tidak tahu apakah karena ada acara band"an atau karena ada acara pesta kembang api ( firework).
Setelah acara pembacaan doa selesai, firework pun di mulai. waktu itu sekitar pukul 23.00. Total semua harga kembang api adalah 1,6 juta rupiah. ini dia videonya, silahkan saksikan..


(firework part2)
kembang api di mulai dari yang kecil ukurannya dan yang terakhir adalah yang terbesar. Kira-kira yang terbesar berukuran 50x50 cm (gede banget). wah, pesta kembang apinya sangat indah, memukau mata semua orang yang melihatnya, ternyata harga menjamin kualitas( hehehe ). saya kira sekian kabar dari saya kali ini. Saya ucapkan terima kasih sudah membaca artikel saya...:):):)

Senin, 09 Agustus 2010

Jembatan Banmati

semua orang yang bertempat tinggal dan berasal dari tawangsari tentunya kenal dengan jembatan Banmati. Dulunya jembatan Banmati tak berbentuk seperti ini, tapi bentuknya seperti jembatan Bacem atau jembatan yang di Ds. Tangkisan. Awal bulan agustus ini jembatan banmati di cat ulang, mungkin karena memperingati 17an ato sudah terlalu banyak coret"an tangan jahil ya???hehehe...



Setiap akhir pekan di jembatan banmati pasti ramai buat anak" muda nongkrong, seperti pada malam minggu banyak anak" muda nongkrong di situ, sedang minggu paginya buat tujuan akhir lari pagi dan nongkrong anak", remaja, dewasa sampai orang tua.
Kalau ketika bulan puasa pun lain lagi ceritanya, sehabis subuhan beli petasan (biasanya long korek) trus di bawa jalan" dengan tujuan banmati. Di sepanjang
perjalanan lempar"an petasan dengan teman" atau anak" desa lain, ya kalo gak godain cewek", ya gak?wah, jadi ke ingat jaman kecil, hahahaha...

Tak terasa sebentar lagi sudah puasa, pasti banyak cerita menarik yang terjadi di sana, dan kita doakan aja jembatan Banmati tetap kokoh dan kuat sampai kiamat, hehehe...
Jujur aja suasana jembatan banmati di waktu malam seperti gambar di atas sangat indah dan menyimpan berjuta kenangan bagi banyak orang...

Minggu, 01 Agustus 2010



Coba tebak apakah ini?ini adalah bangunan SMKN 5 Tawangsari, malah ada yg blm tau???tapi baru jadi 30%, tapi malah mau di bongkar, lihat aja berita lengkapnya...

Sukoharjo (Espos)–Kalangan pemuda di Majasto, Tawangsari, Sukoharjo mendesak bangunan sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) 5 segera dibongkar menyusul adanya kesepakatan antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan pemerintah desa (Pemdes) mengenai lokasi pembangunan, sesuai kesepakatan awal.

Sebagai informasi, berdasarkan kesepakatan awal antara warga dengan Pemdes, lokasi pembangunan SMK di sebelah utara dan timur lapangan. Namun demikian berdasarkan hasil dengar pendapat antara warga, komisi I, komisi IV, Pemdes serta kecamatan, terungkap kesepakatan awal tersebut tidak dilaksanakan sebagai mana mestinya. Pasalnya, lokasi pembangunan kini berubah menjadi di tengah lapangan yang biasa digunakan pemuda untuk bermain sepak bola.

Selanjutnya berdasarkan hasil kesepakatan antara BPD dengan Pemdes pada pertemuan Sabtu pekan lalu disepakati lokasi pembangunan SMK mengacu kepada kesepakatan awal. Dalam pertemuan itu juga disepakati bangunan yang ada sekarang supaya segera dibongkar.

Pascapertemuan Sabtu, berdasar pantauan di Majasto para pemuda mulai memasang spanduk penolakan di depan bangunan SMK yang baru selesai 30%. Dua spanduk besar yang dipasang bertuliskan,”Silahkan bangun SMKN 5 Majasto di arah utara dan timur lapangan dan Masyarakat Majasto mendukung pembangunan SMKN 5 Sukoharjo di Majasto tapi kembalikan lapangan pada fungsinya.”

Salah seorang kelompok pemuda, Anwar Sutikno mengatakan, berdasarkan kesepakatan antara BPD dengan Pemdes yang digelar pada Sabtu lalu, pembangunan sekolah dilaksanakan di utara dan timur lapangan. Oleh sebab itu warga minta ada pergeseran bangunan SMK dari lokasi yang ada sekarang ke sebelah timur dan utara lapangan.

“Berdasar informasi yang kami terima, pertemuan pada Sabtu lalu menghasilkan tujuh poin. Salah satunya pembangunan SMK dikembalikan di lokasi sesuai kesepakatan awal. Dengan adanya kesepakatan itu kami minta hasilnya segera disosialisasikan kepada warga,” tandasnya.

Hal senada disampaikan perwakilan pemuda lain, Supriyanto. “Ada tujuh poin yang disepakati dalam pertemuan Sabtu lalu. Ketujuh poin itu adalah, warga Majasto tetap ingin SMKN dibangun di Majasto, lapangan tetap difungsikan sebagai lapangan, pembangunan SMK di utara dan timur lapangan, kesalahan awal ada dalam proses rembug desa dan sosialisasi dari bupati, prosedur kesalahan dalam hasil mufakat tidak sesuai dengan kesepakatan, warga mengucapkan terimakasih kepada dewan dan terakhir bangunan di atas lapangan segera dibongkar,” ujarnya.

Kepala Dusun (Kadus) Majasto, Sriyanto membenarkan adanya tujuh poin kesepakatan antara BPD dengan Pemdes. Dalam pertemuan Sabtu pekan lalu, hampir semua tamu undangan hadir.

Jumat, 02 Juli 2010

Pasar Legen


Foto ini kita ambil dari depan rumah, tampak suasana jalan yang sangat ramai ketika hari menunjukkan pasaran legi. Orang-orang banyak sekali yang berdatangan baik dari anak kecil sampai orang tua. Di pasar legi terdapat banyak jenis barang-barang kebutuhan yang mungkin kita butuhkan sehari-hari. Pasar ini juga sering disebut pasar burung ataupun pasar kambing. Karena di pasar ini banyak yang berjualan kambing ataupun burung-burung hias. Bukan cuman itu saja di pasar tersebut juga terdapat berbagai barang yang lainnya seperti : poster, pakaian, alat-alat bengkel, warung makanan, perlengkapan rumah tangga, dan masih banyak lagi. Dan yang paling terbaru di pasar ini terdapat tempat bermain billiard (Maaf bila tulisannya salah ‘_’ ).

Dulu juga ada “keplek dara” di dekat sumur pandan ketika pasaran legi. Tapi sekarang sudah nggak ada, kabarnya sih dibubarin polisi (kata ortu gue sih).

Kita juga bisa bisa mendapatkanya barang yang kita inginkan dengan harga yang murah jika kita pandai menawar barang tersebut.

Selamat mencoba dan menikmati pasar legi (Legen).